Dissever

dissevera fanfiction by Cheverly Jin

Cast: Kim Jong Dae and Park Nora

AU, Sad Romance, Angst, slight!Violence | Ficlet | PG-15

.

Walaupun tak memiliki barang berharga, aku masih mempunyai kekuatan untuk melindungimu.

.

.

Dua orang berbeda jenis kelamin itu duduk di salah satu meja yang berdekatan dengan sebuah kaca transparan besar dimana hanya ada rinai hujan yang membasahi jalanan aspal. Tak jarang menimbulkan genangan air yang berpindah karena terinjak oleh kaki manusia atau kendaraan yang lewat.

Keduanya jatuh dalam keheningan, ditemani dentingan sendok yang bersentuhan dengan porselain keramik berbentuk persegi yang memiliki nilai seni tersendiri ketika dipadukan dengan masakan yang disajikan di atasnya. Namun gerakan tangan sang lelaki terlihat tak bersemangat seakan enggan menikmati hidangan yang terlihat mahal baginya. Secara perlahan ia menarik kedua tangannya dari sentuhan pisau dan garpu, meletakkannya di atas kedua lutut sambil menudukkan kepala. Deru napas pelan terdengar samar-samar menandakan ada sesuatu yang dikhawatirkannya.

Sang gadis pun menghentikan aktivitas setelah melihat kelakuan lelaki di depannya. Diraihnya cawan bergambar bunga yang didesain sedemikian rupa hingga terlihat elegan, meneguk cairan beraroma melati itu ke dalam kerongkongan. Ia menghela napas sedikit panjang sebelum menghembuskannya kembali dan hal itu dilakukan berulang kali seakan ada sesuatu yang menahannya untuk berbicara.

“Jongdae-ya…,” lagi-lagi apa yang ingin diucapkannya tersangkut. Butuh perjuangan lebih baginya agar susunan kata yang ada di pikiran gadis itu bisa terucap. “apa hubungan ini harus berakhir begitu saja?” Udara di sekitar seakan menipis membuat napasnya sedikit sesak. Sungguh dirinya membutuhkan tambahan asupan oksigen yang entah bisa ia dapatkan dari mana.

Butuh beberapa menit bagi lelaki yang dipanggil Jongdae itu mengangkat kepalanya menatap dan membalas ucapan gadis di depannya. “Aku tak tahu, Nora. Aku tak tahu. Sebesar apa pun usaha yang kita lakukan juga tak akan merubah keadaan.” Jongdae kembali menundukkan kepala. Ia memejamkan mata sebelum kembali berucap, “Mianhae, kurasa kita memang harus menyudahi ini semua.”

“Apa tak ada jalan keluar lainnya? Aku tak ingin berpisah denganmu, Jongdae.” Mata gadis itu sudah basah. Tak kuasa dirinya menahan lebih lama lagi bendungan di kelopak matanya.

***

Jongdae membaringkan tubuhnya di ranjang begitu dirinya sampai di gubuk mungilnya. Mungkin terdengar berlebihan tapi memang itulah keadaannya yang sebenarnya. Ia hanyalah seorang pemuda dari kalangan bawah yang mencintai seorang gadis yang jauh berada di atasnya. Jongdae sadar akan posisinya namun bukan keinginannya seperti itu tapi hati tak bisa memilih. Bagaimana rasa itu tumbuh begitu saja sejak pertemuan pertama mereka.

Disandarkannya tangan kanan di keningnya berusaha menutupi kesedihan yang tengah dilandanya. Bagaimana matanya yang sudah memanas sejak pertemuannya dengan Nora setelah sebulan ia menghilang. Bukan tanpa maksud Jongdae melakukannya tapi dirinya yang tengah disekap bahkan tak jarang dirinya juga disiksa dengan berbagai pukulan yang membuat tubuhnya mendapatkan memar di sana-sini. Suatu keberuntungan Nora tak melihat sudut bibirnya yang masih sedikit biru.

Jongdae terus merenung hingga sebuah gedoran keras nyaris membuatnya terlonjak. Ia merutuki siapa pun yang mengganggunya di tengah malam seperti ini bahkan ia sudah menyiapkan sumpah serapah untuk memarahi orang tersebut namun niatnya itu ia urungkan—bahkan tak sempat ia katakan karena mendapat serangan mendadak. Siapa lagi jika bukan orang-orang yang dulu menyekapnya namun kali ini boss mereka turut turun tangan. Jongdae mendapat pukulan beruntun hingga hidungnya berdarah. Tubuhnya lemas tak bertenaga tak sanggup melindungi diri lagipula percuma ia melakukan perlawanan jika masih ada antek-antek lelaki yang memukulnya tiada henti seakan tak puas. Lelaki itu bahkan memberikan smirk saat melihat tubuh Jongdae yang meringkuk tak berdaya dan meludah sembarang sebagai tanda penghinaan.

“Jangan pernah temui Nora lagi. Sampai kapan pun aku tak akan merestui hubungan kalian. Camkan itu!”

***

OPPA, KELUARKAN AKU!” Nora terus menggedor pintu kamarnya yang terkunci dari luar tanpa rasa lelah. Dua minggu sudah ia mendekam di kamarnya tanpa boleh melangkah sedikit pun dari ruang pribadinya itu. “Seumur hidup kau mengurungku pun tak akan bisa mengubah keputusanku! Keluarkan aku—” Belum selesai Nora berteriak, suaranya harus terhenti karena pintu itu terbuka bahkan sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipinya. Menimbulkan bekas panas yang memerah. Tanpa rasa takut ia menatap tajam orang yang melakukannya.

“Sampai kapan Oppa akan menyiksaku eoh?” Nora menggigit bibir bawahnya menahan air mata. Ia tak ingin menangis sekarang terutama di depan lelaki ini.

“Sampai.Kau.Berhenti.Menemui.Lelaki.Itu!” Ucapnya tegas dengan menekankan setiap kata penuh intimidasi. Tak ada sorot kelembutan di matanya. Menyisakan sarat kebencian yang bahkan terpancar di manik coklatnya.

“Jangan berharap, Oppa. Hal itu tak akan akan pernah terjadi.”

“Baiklah jika itu pilihanmu. Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu dengan lelaki itu.”

BLAM

Pintu itu membentur keras bingkainya hingga menimbulkan sedikit getaran. Nora jatuh terduduk di atas lembutnya lapisan karpet yang memenuhi dasar kamarnya. Air matanya tumpah seketika. Tangisannya menggema ditemani gemersik dedaunan yang saling bergesekan karena terpaan angin. Hingga sebuah ketukan kecil terdengar di jendela kamarnya. Takut. Itu hal pertama yang dirasakannya namun kakinya tetap melangkah perlahan mendekat. Matanya sukses melebar begitu melihat siapa yang tengah berdiri di luar.

Nora berusaha menajamkan penglihatannya ke wajah Jongdae. Berusaha memahami apa yang tengah diucapkannya dari gerakan mulutnya. Ia pun menganggukkan kepala setelah memahami apa yang disampaikan oleh lelaki itu. Nora berjalan menuju pintu setelah ia menuju laci di samping ranjangnya mengambil sesuatu untuk berantisipasi. Ditempelkan daun telinganya di pintu memastikan keadaan aman saat Jongdae berusaha membobol jendela kamarnya dan langsung berlari begitu usaha lelaki itu berhasil.

Nora keluar secara hati-hati agar tak menimbulkan kecurigaan yang membuat semua penjaga yang disiapkan kakaknya itu siaga dan langsung memeluk Jongdae.

“Bagaimana kau bisa lolos dari penjagaan depan?”

“Itu bukan hal penting untuk kita bicarakan sekarang, Nora. Sekarang kita harus melarikan diri dari tempat ini secepatnya sebelum mereka sadar apa yang terjadi.”

Nora menganggukkan kepala tanda setuju dan menggenggam erat tangan Jongdae yang membawanya keluar dari rumah yang bagaikan neraka itu. Namun sayang keberuntungan belum berpihak ketika mereka berdua mendengar teriakan seseorang di belakang sana.

“Nora, kembali kau! Pengawal, kejar dan tangkap mereka..” dan entah apalagi yang diteriakkan lelaki itu di belakang yang hanya terdengar samar-samar bagi Jongdae maupun Nora karena keduanya tengah fokus melarikan diri dari kejaran para bodyguard. Namun naas kaki Jongdae tertembak membuatnya terjungkal jatuh. Menghiraukan rasa sakit yang menderanya, Jongdae berusaha berdiri dan kembali berlari dengan darah yang terus mengalir keluar.

“Jongdae, kakimu…”

“Aku tak apa-apa, Nora. Hanya ini kesempatan kita untuk bersama.”

Namun hal itu menjadi penghalang pelarian mereka karena laju Jongdae melambat sehingga akhirnya mereka terkejar dan Nora langsung ditarik begitu saja oleh lelaki itu yang menahan dirinya ketika para bodyguard itu memukul Jongdae tanpa ampun. Nora terus berontak berusaha melepaskan diri sambil berteriak agar mereka berhenti menyiksa Jongdae yang tentu saja tak dihiraukan.

“Jongdae!” Nora kembali berteriak ketika Jongdae memuntahkan darah dari mulutnya. Wajahnya sudah penuh luka lebam. Ia akhirnya terjatuh dan wajahnya kembali berlinang air mata yang ditemani hujan yang seakan turut menangisi pasangan sejoli ini.

Tanpa pikir panjang, Nora mengambil sesuatu yang disiapkan olehnya tadi sebelum pergi dan langsung mengacungkannya ke arah kakaknya sendiri.

“No-Nora, apa yang kaulakukan?”

“Kau tak pernah berpikir bahwa aku akan melakukan ini bukan? Maafkan aku, Chanyeol Oppa.”
 
Dor
 
Dor
 
Dor
 
Tubuh tinggi nan tegap itu rubuh seketika. Para pengawal yang sebelumnya berada di dekat Jongdae langsung berhamburan menghampiri atasan mereka yang sudah terkulai lemah. Langkah demi langkah Nora mendekati Jongdae. Tangannya bergetar sejak ia menyentuh pistol hingga menembak kakak kandungnya sendiri yang bahkan tak kunjung berhenti hingga ia berada di dekat Jongdae. Pistol itu langsung terlepas dari genggaman tangannya yang beralih memegang tangan Jongdae.

“Maafkan aku, Jongdae. Maafkan aku.” Nora terus menggumankan kata maaf saat jemari Jongdae mengelus pipinya. Menghapus setiap titik-titik air yang berjatuhan. Entah kekuatan dari mana, Jongdae berhasil mendorong jatuh Nora membiarkan dirinya menjadi tameng saat benda timah panas itu menembus tubuhnya yang langsung terjatuh ke pelukan Nora bersamaan dengan terhentinya aktivitas paru-paru Chanyeol yang menembakkan peluru.

Cairan pekat merah itu kembali dimuntahkan Jongdae bersamaan dengan bisikan—
 
 
“Aku mencintaimu, Nora.”
 
 
—untuk terakhir kalinya.
 

-=END=-

 
Note: WHAT?? Fanfic macam apa ini? O____O  /gamparbolakbalik/ Maafkan saya yang udah bikin cerita super aneh =___= Saya sendiri juga gatau kenapa bisa bikin kaya begini tapi yasudalah, terima kasih bagi yang sudah mau menyempatkan diri untuk membaca.

Mind to review?

19 Replies to “Dissever”

  1. Ooohhh okay baiklah hahahaha aku mau ketawa dulu sebentar ya /lari ke belakang baek/ /muncul lagi/

    Ohohokay /tariknapas/ ini apaaaaannnn?? Hahahahaha oke okeh aku seharusnya gak ketawa maafin aku kak, tapi begitu di twitter kakak bilang ini castnya jongdae, pikiranku udah melanglang buana ini bakalan super duper konyol eh taunya…..ya I know, seperti biasa fic angst yang menambah kegalauan di malam hari seperti ini. Ya gapapa deh, aku seneng hahaha

    Okay back to the story! wohoo ternyata di sini jongdae macho dan gentleman banget yaaahh aku sampe pusing liatnya. Eumm bisa kok bisa ngebayanginnya, abis di teaser kan dia enggak troll hahahaha dan dia di sini sangat suram ya ampun. Di mulai dari scene makan di awal-awal tuh kayaknya udah sendu banget, terus ya kasian aja gitu si nora-nya. Melas melas gamau putus tapi si jongdae malahan begitu heuuu;;___;; jongdae apa maumu?

    Trus pas yang dia digebukin, yaduhh kasihan! Aku rasanya pengen ada di situ dan ngalangin si bodyguardnya biar ga mukulin chen chen (lalu cerita ini berubah jadi dirchen bukan chenora hahaha) #yakskip

    TERUS AKU GAK NYANGKA KALO ITU BAKALAN SI CHANYEOL YANG JADI OPPA-NYA WOHOOOO!!! Tega ya dia yaampuunn. Sumpah aku penasaran lah siapa sih yang dipanggil-panggil.oppa sama nih cewek. Dan serius aku kirain oppa disini tuh tunangannya Nora ((mainstream banget pikiranku)) tapi ternyata beneran oppanya dia ya sebagai kakak gitu.

    Dan tegang pas mau kabur itu, fiuuhh aku kira ini bakalan happyending dan ternyata tidak. Well, kakak terlalu baik kalo ngasih ending yang begitu yaa hahahaha
    Aku kaget begitu baca si nora-nya nembak si yeol! Duh nora jangan dong nanti nama akun twitterku yang baru bukan dobigogi lagiiihhh, tapi jadinya gogi doang heuuuu ;___;

    Terus waw! Epik sekali akhirannya, berasa romeo and juliet nih wikikikkkk!! Kim Romeo Chen hahahaha I like it

    Well, mungkin segini dulu ya komennya aku takut nyepam seperti akun twitterku yang baru wikikik :3
    Aku suka fic ini, membawa warna baru aja di sini hihihi dan buat lagi ya yang kayak gini kak, duuhh angst nya lebih mempermainkan hati (jadi inget fic taoris yg judulnya I will always choose you. Hiii kakak harus baca itu ato udah? Geez, berderai pasti!)

    Okay, see you kak silhan, dan lagi lagi aku harus ganti uname hahahaha maklum lagi suka sama nama itu :3

    See yaaaaa kak :3

    1. Kamu boleh koq dir ketawa bebas daripada berderai2 sepuasnya, yang ada nanti si sogogi berdemo ria gara2 kamu nangis2..hahaha lagian awal cerita aslinya tuh nggak kaya gini lho dir, beneran deh tapi gatau kenapa pas mentok trus edit sana sini..tadaaaa~ jadinya fic kaya beginian masa =___=

      Kak seneng klo kamu bisa ngebayangin chen2 yang manly disini. bae banget kan kakak nggak bikin chen2 troll debut disini walau yaaa kisah cintanya itu ngenes.. seneng aj gitu kisahnya berahir tragis /kejam/ biarlah mreka bersatu di alam lain xD /disambarpetir/

      Masalah chanyeol yang jadi oppa-nya itu kak juga gatau kenapa harus dy. Tega bener mukulin chen2 yang polos2 unyu gitu > < /eh/ bosen abisnya liat si dobi cengengesan mulu, kali2 dikasih peran antagonis bagus juga..hahaha

      Gara2 dari kemaren banyak film action ato apalah di tv jadi aja berpengaruh juga ke ide. Hehehe tapi makasi dira kamu uda suka sama fic ini padahal kak uda takut failed banget. AH, kak uda baca yang itu dan sedih pake banget itu ;;___;; gimana kris ngorbanin diri ngambil obat buat tao dan akhirnya dy bunuh diri gara2 uda tergigit..huhuhu

      Uname berbeda tapi masih satu orang yang sama ((kaya moto exo aja)) kkkk~ gapapa koq ^^
      —salam XOXO dari SilHan—

  2. aku telaaaaaaat T___T
    maaf ya kak, padahal aku janjinya komen kemarin, tapi wifi rumahku mati mendadak gara2 kesamber petirnya si chenchen! ((ini seriusan, ga boong)) dan selama semalem itu aku cuma bisa bengong sambil ngeditin poster di depan laptop, mau twitteran dan ngerusuh pun ga bisa, huweeeeeeeeeeeeeee T___T /nangisdipelukankkamjong/

    nah, seperti kata kak dira di atas, aku SANGAT GA NYANGKA KALO CERITANYA BAKAL JADI ANGST GINI! /rusuh/
    waktu kakak bilang di twitter kalo peran si Yeol nista, terus ini cast-nya si Chen, aku kira kakak mau buat brothership atau comedy, atau kalo romance pun ga bakal yang sebegini angst dan nyeseknya… eh tapi ternyata… *lanjut nangis di pelukan jongin*
    ternyata ini nyeseknya parah gila! itu chanyeol… Yeol ngeselin ih! sama ngeselinnya kaya Odult yang beberapa hari terakhir ini mendadak jadi cakep, terus hapeku pun dipenuhi sama foto dia, dan aku gatau kenapa bisa kaya gitu -___- /eh maaf salah fokus/

    back to story, itu pas bagian Yeol mukulin Chen, aduh… aku broken heart deh rasanya ;___; bisa banget kok aku ngebayangin si Yeol ini sebagai kakak yg over protective dan ngeselin, terus mukanya dia pun jadi sangar kaya di teaser Wolf (?) dan tawa menggelegarnya dia itu pasti penuh nada sok berkuasa -__-
    ah Nora kasian kan, dia habis nembak kakaknya sendiri, ternyata di akhir chenchen tetep ketembak terus meniun deh… jangan bilang kalo itu Nora terus ngambil pistol dan ikutan bunuh diri demi chenchen ;;___;;

    padahal ya kak, aku udah sempet girang lho pas si chen dateng terus ngajakin kabur itu… heuu, sampe tegang deh bacanya, setengah berharap mereka bakal berhasil kabur gitu, tapi begitu chen ketembak terus susah buat jalan, rasanya harapan buat bersatu pun perlahan pudar ditelan angin /tsaaah /kenapa jadi puitis xD

    okay, ini mungkin kali pertama kakak nulis dengan genre kaya gini kan? tapi aku sukaaa, si Chen jadi manly disini, terus dia kesannya jadi cowok keren yang bisa bikin cewek tergila-gila gitu kan ya… kesan troll dia ilang semua deh, bikin aku jadi jatuh cinta :3 /digamparkkamjong/
    It’s great kak! aku suka sama genre ini dan mencoba sesuatu yang baru itu asyik kan? aku juga lagi meraba genre baru nih, gatau bakal sukses apa nggak ;__;

    uh, dan apa itu fic rekomen kak dira? kayaknya nyesek dan pas dibaca malem2 begini, jadi aku mau kabur dan menghabiskan stok air mata dulu ya kakak! ^^
    ditunggu fic lainnya! kalo ada yang baru, silakan hubungi KaiMer dan komen rusuh pun akan segera bertebaran XD

    salam XOXO dari Amer, dan salam semangat dari Jongin 😀

    1. Karna chen2 dsini say bubye makanya dy ngambek trus nyember wifi-mu deh mer /apapulaini/ baiklaaa, kembali ke komen.

      Kak sendiri juga nggak nyangka bakal kaya gini critanya padahal ya aselinya itu beneran deh gada sama sekali unsur angst Cuma ya sperti yg kak bilang juga ke dira, edit sana sini dan tadaaa~ beginilah jadinya..huhuhu T-T

      Peran yeol disana terlalu bagus mer #eh/didepakyeol/ bener deh itu gatau kenapa tetiba pengen masukin nama yeol buat peran kaya gini. Dimana biasa dy moodbooster happy virus, ini malah jadi heartless nan kejam. Ohh tidak, bahkan sampe ditembak adiknya sendiri. kak ga ceritain nasib Nora gimana selanjutnya, klo sperti yg kamu pikirin..yg ada kak malah makin kejam bikin smua cast meniun .____. Jadi biarlah reader yg nentuin gimana kelanjutan hidup nora /alahhh~

      Kamu juga sama tnyata, berharap mreka berakhir bahagia pas chen2 dateng bawa kabur Cuma salahkan itu teaser video wolf yang bikin kak jadi nggak pengen mreka bahagia /apahubungannya/ kicked xD

      Genre yg masukin violence itu asa gimana gitu Cuma salahkan fic2 luar yg mempengaruhi sangat teramat banyak >_< wahh, kak menantikan itu klo beres..hehehe

      Dan yup, terima kasih suda berkunjung dimari ^^
      —salam XOXO dari SilHan—

  3. Oke kak akhirnya aku datang. Ehem, aku ganyangka banget Chen dijadiin sebegitu menderita di sini. Dan kenapa Dobi jadi jahat sih? NOOOOOOOOO ;___;
    Satu lagi, kupikir itu poster Junho 2PM kak /plaks
    Dari plot cerita, aku suka kok. Aku selalu suka dengan pria yang bisa survive dalam keaadaan apapun, contohnya bang chen2 di sini ya… abis ditinjuin bak samsak dan dibikin menderita tetep aja dia bertahan buat Nora. Dan Nora yang gak matre karena masih mau sama Chen yang notabenenya gapunya apa-apa. Wah gadis sepertimu sudah jarang, Nona.
    Trus, endingnya kupikir bakalan happy ending eeeeeeeh ternyata ;___; nasib si Nora gimana tuh kak? Oppa sama pacarnya mati gitu lah terus dia bagaimana sekarang?

    Um, paling kak. Kalo boleh ngasih saran, kakak terlalu banyak pake imbuhan –nya. padahal ada beberapa kosakata yang menurut aku gaperlu pake imbuhan tersebut. Kakak bisa cek paragraf di awal-awal 🙂 Cuma saran ya kak hehe

    Oke, keep writing ya! Makasih udah share:D

    1. Dan akhirnya kak juga bisa nge-reply komen kamu nis~ maaf ya telat >_<

      Kenapa kak pilih chen? Entahlah /kicked/ sebenernya sih gara2 abis ikutan challenge gitu tapi gagal trus kak remake deh, eh malah hasilnya malah bgini kan jadinya..maaf ya chen2 gada maksud koq~

      Oh iya donk, chen2 itu mmg luar biasa hebat walau dy sempet nyerah. Untung balik lagi nerobos bahaya demi bawa kabur nora walau yaaaa, seperti halnya dira dan amer, nisa pun mengira bakal happy end tapi maaf ya harapan kalian smua kandas karna chen2 dibuat melayang nyawanya disini /mendadakdisambarpetir/
      Nasib nora? Biarlah menjadi pertanyaan menggantung saja /slapped/ abis yeol ama chen uda dibuat meniun disini, masa nora juga harus kak buat meniun karna bunuh diri gitu saking stressnya? Oh tidakkk, nanti kak dibilang kejam ;____;

      Saran? Boleh koq boleh, tentu aja itu diterima dengan tangan terbuka. Kak masih perlu banyak belajar koq. Dan setelah baca ulang, spertinya memang ada beberapa yang ga sreg. Hehehe. Makasi ya nisa…thx a lot ^^

  4. Aku baru baca.. Jadi baru comment ya ka..
    Aduhhhhh FF kayak begini yg bikin aku galau….
    Tapi.. Aku ngebayangin chanyeol bermuka kejam… Hmmmmm… Rada susah sih ka.. Hehehhee
    Tapi suer aku suka ceritanya.. Gahhh..
    JJANG!!

    1. halo dian, maaf kak juga baru bales komen kamu dsini..
      bayangin muka yeol kejam itu mmg ga gampang sih krna dy terlalu sering mengumbar senyum -____-
      kamu ikutan galau? bagus tandanya itu..hehhe
      makasi ya uda suka sama ceritanya ^^

Give me your review~